Pemprov Sumatera Utara Lestarikan Koran Kuno Jadi Pariwisata Sejarah
By Admin
nusakini.com-Tujuh hari sudah pameran Satu Abad Surat Kabar Sumatera Utara (Sumut) digelar di Lobi Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan. Selama pameran dilangsungkan sejak (6/2) dan berakhir (12/2), animo masyarakat yang berkunjung sangat tinggi mencapai 1.500 orang. Karenanya, Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) bertekad melestarikan koran kuno dan menjadikannya sebagai pariwisata sejarah.
“Animo masyarakat untuk berkunjung melihat pameran ini cukup tinggi. Selama tujuh hari digelar, rata-rata per hari pengunjung yang datang bisa sampai 200 orang lebih. Oleh karena itulah, ke depan Pemprovsu berniat untuk tetap melestarikan koran kuno di Sumut ini dan menjadikannya sebagai potensi pariwisata sejarah,” ujar Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Ilyas Sitorus, Selasa (12/2).
Apalagi pengunjung yang datang juga berasal dari berbagai daerah dan lintas profesi, mulai dari mahasiswa, pegawai, siswa sekolah, guru, pemerhati pers, sejarawan, organisasi pers, staf ahli kepresidenan, bahkan pameran ini juga dihadiri oleh wisatawan asing dan kepala daerah seperti Walikota Medan Dzulmi Eldin serta Bupati Palas Ali Sutan Harahap.
Meskipun pameran di lobi kantor Gubsu sudah ditutup, namun Pemprovsu akan tetap menyelamatkan bukti otentik peninggalan sejarah di Sumut dan melanjutkan pameran tersebut. Sebelumnya, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah sudah berencana akan memanfaatkan Museum Negeri Sumatera Utara di Jalan HM Joni, Medan sebagai tempat untuk memamerkan koleksi dari koran asli yang berasal dari tahun 1880 hingga 1942. Pemprovsu akan membenahi apa yang perlu dibenahi agar banyak pengunjung yang datang dan bisa mempelajari sejarah dan budaya Sumatera Utara.
“Kita juga akan wajibkan anak-anak sekolah ke sana, selain itu ke depan, museum yang dioptimalkan tidak hanya di Medan saja, di kabupaten atau kota juga akan dimaksimalkan mengenai sejarah dan adat istiadat daerah setempat, supaya kunjungan wisata pun bertambah di daerah itu,” kata Wagubsu.
Begitu pun, sembari menunggu tersedianya ruangan di Museum Negeri Sumut, Wagubsu telah menginstruksikan kepada Dispora Sumut untuk dapat melanjutkan pameran ini di gedung Serba Guna, Jalan Pancing Medan. Dengan begitu, diharapkan masyarakat Sumut dapat tetap bisa melihat koleksi koran-koran kuno di Sumut.
Tingginya animo masyarakat mengunjungi pameran ini masih terlihat hingga hari terakhir pameran. Jumlah pengunjung mencapai 200 an orang. Bahkan, pameran yang digelar Pemprovsu melalui Biro Humas dan Keprotokolan dengan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, serta Rumah Sejarah Medan ini, cukup mencuri perhatian masyarakat dari Labuhan Batu. Jarak tempuh 282 Km pun tidak menyurutkan langkah mereka untuk melihat koleksi koran kuno.
Tujuh jam waktu mereka tempuh melalui jalur darat dari Labuhan Batu Induk menuju Kota Medan. Puluhan siswa-siswi dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Terpadu Rabbani Rantau Perapat, melakukan fieldtrip ke beberapa tempat bersejarah di Kota Medan.
“Sebenarnya berkunjung ke sini di luar dari agenda fieldtrip kami, karena awalnya hanya ingin mengunjungi pameran Artefak di Pekan Raya Sumatera Utara. Tapi karena melihat postingan tentang Pameran Satu Abad Surat Kabar Sumut, kita jadi tertarik untuk datang. Kedepannya kalau ini dibuat museum bakal punya potensi pariwisata sejarah,” ujar Kepala sekolah SMP Islam Terpadu Rabbani, Mauluddin Manurung.
Dikatakannya, satu abad itu harusnya ada gejolak perubahan, apalagi anak zaman now harus tahu bagaimana perbedaan ejaan zaman dulu dengan saat ini. “Sehingga hal itu bisa jadi menambah wawasan mereka dalam perbendahaaraan kata,” tambahnya.
Sementara itu, Aliya Dewanti, siswi kelas kelas VIII SMP Islam Terpadu Rabbani pun terkagum melihat Majalah Dunia Wanita yang didirikan 25 Juni 1949. “Banyak tulisan-tulisan di dalamnya yang menyampaikan informasi tentang masalah sehari-hari yang dihadapi para wanita,” tuturnya.
Diketahui, “Pameran Satu Abad Surat Kabar Sumatera Utara” digelar mulai 6-12 Februari 2019. Antara lain memamerkan surat kabar yang terbit di Sumut selama periode tahun 1880 hingga 1942. Diantaranya, tiga koran perempuan, yang dinilai sebagai pelopor koran perempuan pertama di Indonesia. Yaitu, Perempuan Bergerak (Medan, 1919), Soeara Iboe (Sibolga, 1932), Boroe Tapanoeli (Kotanopan, 1940).
Ada juga koran pertama di Indonesia yang menggunakan kata ‘Merdeka’ sebagai namanya yakni 'Benih Merdeka'. Serta 3 koran dan majalah perjuangan pada masa pendudukan Sekutu atau Belanda (1945-1949). Yaitu, Soeloeh Merdeka, Mimbar Oemoem, Waspada. Dua diantaranya yakni Mimbar Umum dan Waspada bahkan masih terbit hingga kini.(p/ab)